2 NIKMAT YANG SERING DILUPAKAN
Menghitung nikmat yang telah Allah berikan adalah sebuah
pekerjaan yang sulit. Bagaimana tidak, Allah mengatakan bahwa jika seorang
hamba ingin menghitung nikmat tersebut, maka tidak akan sanggup menghitungnya.
Allah Ta’ala berfirman
وَإِن تَعُدُّوا
نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah,
niscaya kamu tak dapat menghitung jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. An-Nahl: 18).
Mayoritas manusia banyak yang tertipu jika Allah berikan nikmat,
padahal nikmat yang diberi akan dipertanggung jawabkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
لاَ تَزُولُ قَدَمَا
عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ
وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا
أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah berpindah
pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai umurnya, dimanakah ia habiskan;
ilmunya, dimanakah ia amalkan; hartanya, bagaimana cara ia mendapatkannya dan
ia infakkan; dan mengenai badannya, di manakah usangnya.” (HR.
At-Tirmidzi, shahih).
Ingatlah bahwa 4 hal di atas akan ditanya kelak pada hari
kiamat, yaitu umur, ilmu, harta dan badannya. Oleh karena itu, ketika seorang
mendapatkan nikmat namun tidak ia gunakan tuk taat, maka itu adalah musibah.
Sebagaimana perkataan Abu Hazim dalam Hilyatul Auliya, “Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk taat, maka itu adalah
musibah.”
Di antara sekian banyak nikmat yang telah Allah berikan, ada 2
nikmat yang manusia lalai darinya. Nikmat tersebut adalah kesehatan dan waktu
luang.
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ
فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan
keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)
1. Kesehatan
Banyak manusia yang sehat, namun tertipu dengan kesehatannya. Ia
tak gunakan kesehatannya untuk taat, namun untuk maksiat. Sementara di luar
sana ada sebagian orang yang ingin melakukan ketaatan, namun tak mampu
melakukannya dikarenakan sakit yang di derita.
Padahal badan yang sehat akan ditanyakan, digunakan untuk apa.
Apakah digunakan tuk mendatangi majelis ilmu ataukah mendatangi tempat-tempat
maksiat. Barulah ia tersadar ketika terbaring lemah tak berdaya karena sakit,
sehingga sesal pun tak terelakkan.
2. Waktu luang
Waktu adalah sesuatu yang terus berputar dan tak akan kembali
lagi. Oleh karena itu betapa banyak manusia yang tersesali oleh waktu. Waktunya
hanya berlalu begitu saja, tanpa ada manfaat dan faidahnya. Hidupnya hanya
menghabiskan waktu dan menyisakan penyesalan umur.
Waktu ibarat pedang bermata 2, jika digunakan untuk kebaikan,
maka baik pula. Sebaliknya, jika digunakan untuk keburukan, maka dampak buruk
akan terjadi di kemudian hari.
Betapa tidak, sebagian orang menghabiskan waktunya untuk
maksiat, namun tatkala ia sudah senja, maka ia akan menangisi masa tua nya
karena ia tak menghabiskan waktu dan umurnya untuk taat.
Ketahuilah bahwa 2 hal di atas adalah nikmat yang patut
disyukuri tatkala terkumpul di dalam diri seorang muslim. Karena tatkala
seorang itu bersyukur, maka Allah akan tambah nikmat tersebut.
Allah Ta’ala berfirman
وَإِذْ تَأَذَّنَ
رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي
لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu
mengatakan; “Sungguh jika kamu bersyukur, pasti Aku akan tambah (nikmat)
kepadamu, tapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku
sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar