Kiat Menggapai Keutamaan Ramadhan
Oleh:
Drs. H. Musthofiq, M.A
Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia karena didalamnya
terdapat malam yang lebih utama dari seribu bulan atau kurang lebih 83 tahun.
Itulah lailatul Qodar. Namun dalam sebuah kesempatan setelah perang badar nabi
bercerita kepada para sahabat kita baru perang kecil dan akan menghadapi perang
yang besar. Yaitu perang melawan hawa nafsu
Dalam
menghadapi peperangan minimal kita harus
- Tentukan Target
- Kenali siapa musuh kita
- Susun Strategi
1. Target
kita adalah menang sehingga menjadi orang yang taqwa serta berhaq mendapat
sebutan Minal ‘Aidin wal Faizin ( semoga termasuk orang yang kembali dan
memperoleh kemenangan )
Allah SWT berfirman:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa ( Q.S. Al Baqarah (2): 183
Adapun ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah:
الَّذِينَ
يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ(3)وَالَّذِينَ
يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ
هُمْ يُوقِنُونَ(4
(yaitu) mereka yang beriman kepada
yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami
anugerahkan kepada mereka,(3) dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur’an)
yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu,
serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.(4)
Tanda orang yang bertaqwa pertama
adalah percaya kepada yang ghaib. Sudahkah kita percaya kepada yang ghaib. Mari
kita buktikan, Nabi Muhammad SAW bersabda:
من
فرح بدخول الرمضان حرم الله جسده على النيران
“ Barang siapa yang bergrmbira
dengan datangnya bulan Ramadhan maka Allah haramkan jasadnya tersentuh api
neraka.”
Apa sebenarnya gembira, senang,
happy, farah itu ? Gembira adalah bertemunya dengan sesuatu yang dinantikan,
dirindukan, diinginkan, diharapkan, dicita-citakan.
Kalau kita
menginginkan somay kemudian datanglah tukang somay maka kita akan gembira. Sebaliknya
jika yang datang tukang sampah maka kita akan kesal , benci dan marah.
Kegembiraan yang dibawa oleh ramadhan bersifat ghaib. Jika kita tidak beriman
kepada yang ghaib maka Ramadhan datang justru menjadi beban. Mengapa karena
siang harinya kita harus berlapar-lapar puasa. Sedangkan malam harinya kita
berpayah-payah shalat tarawih, tadarus dan lain sebagainya. Jadi hanya oerang
yang berimanlah yang bergembira dengan datngnya bulan suci Ramadhan.
2.
Strategi untuk mengalahkan syetan adalah dengan:
a. Shiyam di siang hari dan qiyam
dimalam hari.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barang siapa yang mendirikan
Ramadhan ( puasa di siang hari dan qiyam di malam hari) karena iman dan
mengharapkan pahala dari Allah maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (
H.R. Bukhari )
Kita harus
puasa dengan seluruh anggota badan mulut, jangan dipakai untuk marah, mata,
jangan nonton infotaiment dan gosip, telinga, jangan dipakai untuk
mendengarkan gosip,tangan, jangan mengambil yang bukan haqnya, kaki, jangan
berjalan menuju maksiat )
Kalau puasa tidak didasari dengan iman dan tidak menjaga
seluruh anggota badan, maka kita hanya akan mendapatkan lapar. Begitu pula dengan
qiyamnya hanya mendapatkan kurang tidur saja. Nabi Muhammad
SAW bersabda:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ
صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَكَمْ مِنْ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا
السَّهَرُ
Betapa banyak orang yang puasa
tetapi tidak diperoleh dari puasanya itu kecuali lapar. Dan betapa banyak orang
yang qiyam ( shalat tarawih ) tetapi tidak diperoleh dari qiyamnya itu kecuali
hanya kurang tidur.( H.R Ahmad )
كم من صائم ليس له من صيامه إلا الجوع
والعطش “اخرجه النساء وابن ماجه
Betapa banyak orang yang puasa
tetapi tidak diperoleh dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga ( Dikeluarkan
oleh An Nasa I dan Ibnu Majah )
- Shalat lima waktu selalu berjama ah
Nabi
Muhammad SAW bersabda:
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ
صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً رواه البخارى
Shalat berjama ah itu lebih utama
dari shalat sendirian dengan duapuluh tujuh derajat ( H.R Bukhari )
Mari kita laksanakan shalat lima
waktu dengan berjama ah, terutama di bulan suci Ramadhan, dan dilanjutkan pada
sebelas bulan berikutnya.
c. Perbanyak tadarus alqur’an minimal sekali khatam di bulan
Ramadhan.
Karena Alqur’an diturunkan pada
bulan Ramadhan maka sudah sepantasnyalah kalau kita mampu untuk
menghatamkannya. Hayatilah maknanya serta amalkan isi kandungannya.
Allah SWT berfirman :
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). ( Q.S. Albaqarah (2): 185 )
3.
Kenali siapa musuh kita
Musuh kita adalah musuh yang tidak
terlihat yaitu syetan, kalau musuhnya kelihatan, kita mudah untuk mengelak,
menghindar dan membidiknya
إِنَّ
الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ
لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ(6
Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan
itu hanya mengajak golongannya
supaya mereka menjadi penghuni
neraka yang menyala-nyala.
Syetan menggoda manusia melalui
nafsu, maka nafsu inilah yang harus kita tundukkan melalui ibadah puasa. Dengan
puasa ini diharapkan kita mampu menundukkan nafsu. Bukan justru kita yang
selalu tunduk kepada nafsu. Karena nafsu senntiasa menyuruh kepada kejahatan.
Allah SWT berfirman:
وَمَا
أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ
رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ(53
Dan aku tidak membebaskan diriku
(dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.( Q.S Yusuf (12): 53
Walaupun syetan tidak dapat dilihat, tetapi jika kita mau untuk melawannya
syetan pasti akan kalah, karena sesungguhnya tipu daya syetan itu lemah.
إِنَّ
كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا(76)…
… karena sesungguhnya tipu daya
syaitan itu adalah lemah.( Q.S. An Nisa (4):76 )
Mudah-mudahan
dengan perencanaan yang matang kita dapat melaksanakan Ibadah Ramadhan dengan
sebaik-baiknya, sehingga kita menang dalam peperangan, sehingga begitu Ramadhan
selesai kita berhak mendapat sebutan ”Minal ’Aidin wal Faizin ” semoga engkau
termasuk golongan orang-orang yang kembali dan memperoleh kemenangan.
Kiat Agar
Ibadah Puasa kita diterima Allah
Oleh: Drs. H. Musthofiq, M.A
Ada tiga hal agar puasa
kita diterima Aah SWT yaitu:
A. Puasa yang kita kerjakan harus karena Alloh ( Lillahi
ta’ala )
B. Mengetahui ilmunya
C. Dilaksanakan sesuai dengan ilmunya.
- Puasa yang kita kerjakan harus karena Alloh ( Lillahi ta’ala ) Iman danmengharapkan ridho Allah semata
Agar
puasa yang kita laksanakan diterima Allah maka, puasa harus dikerjakan
karena Allah, bukan karena yang lain. Allah SWT berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ
الدِّينَ
Padahal mereka tidak
disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama dengan lurus. Q.S. A Bayyinah: 5
- Karena Cinta kepada Allah ( Mahabbah )
الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ(3
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,Q.S.A Fatihah : 3
Allah adalah
satu-satunya Dzat yang harus paling kita cintai, Karena maha
pemurahnya Allah SWT. Semua makhuk di dunia diberi rizki, baik yang
mukmin,
munafik bahkan yang atheis sekalipun. Allah memberikan
semua
fasilitas yang diperukan oleh manusia.
Cinta adalah
karunia Allah SWT. yang amat besar, dengan cinta
yang jauh bisa
menjadi dekat
yang lemah bisa
menjadi kuat
yang takut bisa
menjadi berani
yang sakit bisa
menjadi sehat
Namun kalau kita beribadah hanya karena cinta saja maka akan terkesan menjadi
sombong seperti yang diucapkan oleh seorang sufi” Ya Allah aku beribadah
semata-mata karena cintaku kepada-Mu, Jika aku beribadah karena takut neraka,
maka masukkanlah aku ke dalam neraka. Dan jika aku beribadah karena
mengharapkan surga-Mu, maka jauhkanlah surga dariku.
- Karena Takut kepada Allah ( khauf )
مَالِكِ
يَوْمِ الدِّينِ (4
Yang menguasai hari pembalasan.Q.S. Al Fatihah : 4
Kita takut
kepada Alla SWT. Karena ia sangat pedih siksa Nya ( Syadidul ’Adzab ) berupa
neraka.
Karena takut
kepada Allah kita harus taat,
Karena takut
kita harus hormat
Karena takut
kita harus hati-hati
Orang yang beribadah hanya karena takut saja, maka ia
akan mengerjakan asal memenuhi perintah saja. Seperti seorang pengendara motor
yang memakai helm karena takut polisi. Dia akan memakai helm asal helm saja,
bahkan kalau tidak ada polisi ia tidak akan memakai helm. Lampu merah berhenti
jika ada polisi ,tetapi jika tidak ada polisi ia akan langsung serobot saja.
- Karena Mengharap pahala dari Allah ( Roja )
إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ(5
Hanya kepada
Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan
Q.S.Al Fatihah :5
Allah adalah
satu-satu dzat tempat kita memohon, tempat kita berharap dan tempat kita
bergantung.
اللَّهُ
الصَّمَدُ(2
Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Karena ada
harapan kita jadi semangat Q.S. A Ikhlash : 3
Karena ada
harapan kita jadi mau berkarya
Karena ada
harapan kita jadi punya cita-cita
Seorang pujangga mengatakan:
1. Orang yang
tidak makan bisa bertahan hidup sampai sebulan
2. Orang yang
tidak minum bisa bertahan hidup sampai seminggu
3. Orang yang
tidak punya harapan bisa bertahan hidup sampai sehari
Orang yang melaksanakan ibadah hanya karena roja ( mengharap) saja maka dia
akan selalu hitung- hitungan, seperti seorang pedagang. Misalnya ia menghitung
pahala yang dikerjakan di bulan Ramadhan sudah sangat banyak karena dilipat
gandakan sampai 700 kali lipat.
Jadi kalau kita
ke Mushalla 30 hari selama bulan Ramadhan berarti sama dengan 21.000 pergi ke
Mushalla pada bulan lainnya, sehingga akhirnya ia tidak mau lagi ke Mushalla
pada 11 bulan berikutnya. Mereka tidak mau melaksanakan lagi kebaikan, karena
merasa pahalanya sudah banyak. Bahkan ada yang mau melaksanakan maksiat dengan
dalih pahala saya sudah banyak, sehingga kalau kalau dipotong dosa saya karena
maksiat, maka pahala saya masih lebih banyak.
- Mengetahui ilmunya
Seseorang yang
mau melaksanakan sesuatu harus terlebih dahulu mengetahui ilmunya. Tanpa ilmu
maka bisa salah dalam melangkah.
Imam Ibnu Ruslan dalam kitabnya Zubad
menjelaskan
وكل من بغير علم يعمل
اعماله مردودة لا تقبل
Artinya” Setiap orang yang beramal tidak dengan ilmu,
Maka amalnya tertolak dan tidak diterima”
Orang yang berpuasa tidak dengan ilmu boleh jadi ia tidak
akan mendapatkan sesuatu dari puasanya itu kecuali haus dan lapar . begitu pua
dengan shalat malamnya tidak mendapatkan sesuatu kecuali hanya kurang tidur.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ
صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَكَمْ مِنْ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا
السَّهَرُ
Betapa banyak orang yang puasa
tetapi tidak diperoleh dari puasanya itu kecuali lapar. Dan betapa banyak orang
yang qiyam ( shalat tarawih ) tetapi tidak diperoleh dari qiyamnya itu kecuali
hanya kurang tidur.( H.R Ahmad )
Allah SWT
berfirman:
قُلْ
هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا
يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ(9
Katakanlah:
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.Q.S.Az Zumar (39):9
Dalam sebuah riwayat dijelaskan ketika
Nabi Muhammad SAW melihat Syetan menangis di pintu masjid lalu nabi
bertanya kenapa engkau menangishai Iblis ? bukankah banyak orang yang
sedang beribadah di masjid. Syetan menjawab Aku takut kepada orang
alim yang sedang tidur. Bukan kepada orang bodoh yang sedang beribadah.
Dalam kitab ” Ta’limal muta’allim ” terdapat syair
yang menjelaskan
فاءن فاقها وحدا متوارعا اشد الى الشيطا ن
من الف عابد
Maka sesungguhnya satu orang ’alim ( ahli fiqih ) yang
wara’
Lebih ditakuti syetan dari seribu orang yang ahli ibadah
( tetapi Bodoh )
C. Dilaksanakan sesuai dengan ilmunya.
Dalam sebuah pepatah dikatakan:
العلم بلا عمل
كا
الشجر بلا ثمر
Ilmu yang tidak diamal bagaikan
pohon yang tidak berbuah
Jadi kita harus berimu amaliah tetapi juga beramal imiah
bukan beramal jahiliah
Kita tentu sudah maklum bahwa syarat wajibnya
puasa adalah:
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Kuat untuk berpuasa
Sedangkan Rukun
puasa adalah:
1. Niat
2. Menahan dari terbit fajar sampai terbenam matahari
Adapun yang membatalkan puasa adalah:
1. Makan minum dengan sengaja
2. Berhubungan suami istri
3. Muntah dengan sengaja
4. Haid atau Nifas
Yang tak kalah pentingnya adaah yang membatalkan pahala puasa yaitu:
1. Ghibah ( menggunjing kejelekan orang )
2. Namimah ( Adu domba )
3. Qaulu zur ( Berkata dusta )
Yang membatalkan puasa ialah makan
minum dengan sengaja di siang hari, muntah dengan sengaja, berhubungan badan di
siang hari.
Menjaga yang membatalkan puasa lebih mudah daripada
menjaga yang membatalkan pahala puasa. Puasanya tetap sah. Namun ia tidak
memperoeh pahala puasa karena melakukan hal-hal sebagai berikut seperti,
mengunjing kejelekan orang lain, melihat sesuatu yang diharamkan Allah, berkata
dusta dan lain sebagainya.
Nabi Muhammad SAW bersabda
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ
وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Barang siapa yang tidak meninggalkan
ucapan dusta dan amalannya, maka Allah tidak membutuhkan lagi dalam hal
menahan dirinya dari makan dan minum ( HR. Bukhari )
Maka tinggalkanlah berkata dusta, sebab
kalau masih suka berdusta maka Allah tidak akan menerima puasanya. Kalau orang
sudah berpuasa, tetapi ia masih suka korupsi, maka puasanya sia-sia belaka.
Mudah-mudahan puasa yang kita
laksanakan pada ramadhan kali ini diterima Allah SWT, sehingga kita termasuk
golongan orang-orang muttaqin yang Allah SWT telah menyediakan syurga untuknya.
Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar