NABI MUHAMMAD SAW DALAM PERSPEKTIF
ALQUR’AN
BAB
I PENDAHULULUAN
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Definisi Nabi
-
Secara Bahasa bersumber dari Kamus
-
Secara istilah
bersumber dari Kitab Tauhid
B.
Karakteristik Nabi
-
Sebagai manusia biasa
-
Sebagai manusia pilihan
-
Mendapatkan wahyu dari Allah SWT
-
Bersifat Ma’shum
C.
Mengapa perlu adanya Nabi
D.
Nabi Muhammad SAW dalam perspektif
Alqur’an
-
Kata Muhammad dalam Alqur’an
-
Dhomir Muhammad dalam alqur’an
E. Tugas Nabi Muhammad SAW
-
Pembawa kabar gembira
-
Pemberi Peringatan
-
Membacakan Ayat –ayat Alqur’an
-
Menjelaskan Ayat-ayat Alqur’an
-
Mengajarkan hikmah
F.
Kewajiban kita terhadap Nabi
a. Mentaati
b. Mencintai Nabi
c. Melanjutkan Risalah Nabi
III KESIMPULAN
I.
Pendahuluan
Agama
samawi dapat diterima oleh umat manusia sebagai pedoman hidup manusia untuk
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, tidak terlepas dari peranan para
nabi dan rasul. Agama Islam dapat berkembang ke seantero dunia sampai saat
sekarang ini tidak terlepas dari peranan nabi Muhammad SAW. Dia sebagai
muballigh, sekaligus uswatun hasanah, yang menjadi teladan bagi para
sahabatnya, para tabi’in, tabi’it tabi’in yang senantiasa mengamalkan
sunah-sunahnya sehingga sampai kepada kita yang hidup di zaman sekarang ini.
Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir, sebagai khatamul anbiya wal mursalin
yang syari’atnya bersifat universal berlaku untuk seluruh ummat manusia dan
berlaku sepanjang zaman.
Pada makalah Nabi dalam perspektif Alqur’an ini sesuai dengan silabus akan
dibahas masalah yang berkaitan dengan nabi, meliputi: Siapakah nabi dan rasul
itu? Apa fungsi Nabi dan rasul? serta Nabi Muhammad dalam perspektif Alqur’an.
Penulis menyadari walaupun sudah berusaha maksimal. Namun
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini .
II.
Pembahasan
A.
Pengertian Nabi dan Rasul
Secara
Bahasa kata Nabi berasal dari bahasa arab nabaa yang artinya pembawa berita.
Sedangkan menurut Istilah Nabi ialah seseorang yang menerima wahyu syariat dari
Allah untuk dilakukan sendiri,sedangkan rasul adalah seseorang yang menerima
wahyu syariat dari Allah untuk dilakukan sendiri dan agar disampaikan kepada
ummatnya.[1]
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Nabi dan rasul adalah manusia biasa yang mendapat wahyu dari Allah
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ
مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ
Katakanlah:
“Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti
kamu,
yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu
itu adalah
Tuhan Yang Esa”. Q.S Al Kahfi 110
2. Nabi dan rasul adalah manusia
biasa yang makan makanan dan
berjalan di pasar-pasar
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا
إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ
Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul
sebelummu, melainkan mereka sungguhmemakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.
Q.S. Al Furqan :20
3.
Nabi dan rasul adalah seorang laki-laki
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ
Kami
tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang
laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, Q.S. Al Anbia:7
4.
Sebagaimana manusia nabi dan rasul pun kawin dan berketurunan
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا
لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu
dan
Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan.
Q.S.
Ar Ra’d:38
5.
Nabi dan rasul adalah seorang manusia pilihan dari golongan umatnya
itu
sendiri yang sudah dipersiapkan oleh Allah dengan diberi karunia
berupa kecerdasan fikiran serta kesucian rohani.[2]
اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ
النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ (75
Allah memilih utusan-utusan (Nya)
dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Melihat. Q.S.
Al An’am 124
B.
Berapa jumlah Nabi dan rasul
Jumlah Nabi 124.000 orang dan kesemuanya laki-laki. Sedangkan jumlah
rasul 25 rasul sebagaimana disebutkan dalam alqur’an[3].
Diantara
para rasul itu ada yang diceritakan oleh Allah SWT. Kepada kita, dan ada juga
yang tidak diceritakan.
وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا
لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ (164
Dan
(kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu. Q.S. An Nisa 164
C.
Tujuan Allah mengutus para Rasul
Adapun tujuan Allah mengutus para
rasul antara lain:
1.
Untuk mengajak umat manusia untuk
bertauhid dan beribadah kepada Allah semata
وَمَا
أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا
إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ(25
Dan Kami tidak mengutus seorang
rasulpun sebelum kamu, melainkan
Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.
Q.S Al anbia:25
2. Menyuruh
manusia menyembah Allah dan menjauhi thaghut
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ
اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”,( berhala atau syaitan ) Q.S.
An Nahl :36
3.
Menegakkan agama dan jangan berpecah
-belah
شَرَعَ
لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ
وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ
وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ
Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa
yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama
dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Q.S. As Syuura :13
4. Membacakan dan
mengajarkan ayat-ayat Allah serta hikmah
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ
يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ
وَالْحِكْمَ
Dia-lah yang mengutus kepada kaum
yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya
kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah
(As Sunnah). Q.S. al Jumu’ah :3
D.
Nabi Muhammad dalam perspektif Alqur’an
Dalam perspektif alqur ’an nabi
Muhammad adalah:
1.
Sebagai pembawa kabar gembira dan
pemberi peringatan
إِنَّا
أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَا تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ
الْجَحِيمِ(119
Sesungguhnya Kami telah mengutusmu
(Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang
penghuni-penghuni neraka. Q.S. Al Baqarah 119
2. Menjadi saksi atas perbuatan manusia
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً
وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ
شَهِيدًا
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam),
umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan
agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Q.S. Albaqarah: 143
3. Nabi Muhammad adalah manusia biasa yang bisa mati
وَمَا
مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ
أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى
عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ(144
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh
telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau
dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke
belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun;
dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Q.S. Ali
Imran: 144
4. Nabi Muhammad adalah pembawa kebenaran:
يَاأَيُّهَا
النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الرَّسُولُ بِالْحَقِّ مِنْ رَبِّكُمْ فَآمِنُوا خَيْرًا
لَكُمْ وَإِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا(170
Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad)
itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu,
itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak
merugikan Allah sedikitpun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi
itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. Q.S.
An Nisa :170
5. Nabi Muhammad pembawa kebenaran mukjizat berupa alqur’an
يَاأَيُّهَا
النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ
نُورًا مُبِينًا(174
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti
kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mu`jizatnya) dan telah Kami turunkan
kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur’an).Q.S. An Nisa: 74
6. Nabi Muhammad adalah pemberi peringatan dan penjelasan
أَوَلَمْ
يَتَفَكَّرُوا مَا بِصَاحِبِهِمْ مِنْ جِنَّةٍ إِنْ هُوَ إِلَّا نَذِيرٌ
مُبِينٌ(184
Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman
mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila. Dia (Muhammad itu) tidak lain
hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan.Q.S. Al A’raf:184
7. Nabi Muhammad adalah pemberi peringatan dan pembawa
kabar gembira
أَلَّا
تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنَّنِي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ(2
agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku
(Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira kepadamu
daripada-Nya, Q.S. Huud:2
8. Nabi Muhammad adalah penyampai amanah Allah
فَإِنْ
تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ الْمُبِينُ(82
Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban
yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan
terang.Q.S.An Nahl:82
9. Nabi Muhammad adalah pengikut agama nabi Ibrahim yang hanif
ثُمَّ
أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ
مِنَ الْمُشْرِكِينَ(123
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama
Ibrahim seorang yang hanif.” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan. Q.S.An Nahl: 123
10. Nabi Muhammad adalah Rasulullah
dan penutup para Nabi
مَا
كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ
النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا(40
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang
laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.
Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu. Q.S. Al Ahzab:
40
مُحَمَّدٌ
رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ
بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ
وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah
dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.
Q.S. Al Fath :29
11. Nabi
Muhammad adalah Pembawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul sebelumnya
بَلْ
جَاءَ بِالْحَقِّ وَصَدَّقَ الْمُرْسَلِينَ(37
Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan
membenarkan rasul-rasul (sebelumnya).Q.S. As shaffat :37
12. Nabi Muhammad adalah seorang
pemberi peringatan
قُلْ
إِنَّمَا أَنَا مُنْذِرٌ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا اللَّهُ الْوَاحِدُ
الْقَهَّارُ(65
Katakanlah (ya Muhammad): “Sesungguhnya aku hanya seorang
pemberi peringatan, dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Allah Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan.Q.S. Shaad : 65
هَذَا
نَذِيرٌ مِنَ النُّذُرِ الْأُولَى(56
Ini (Muhammad) adalah seorang pemberi peringatan di antara
pemberi-pemberi peringatan yang telah terdahulu.Q.S. An Najm: 56
13. Nabi Muhammad adalah Da’i yang tidak minta upah dari dakwahnya
قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ
أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ(86
Katakanlah (hai Muhammad): “Aku tidak meminta upah
sedikitpun kepadamu atas da`wahku; dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang
mengada-adakan. Q.S. Shaad : 83
14.
Nabi Muhammad adalah Nabi yang pernah melihat Jibril dalam
mukanya yang asli
وَلَقَدْ
رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى(13
Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam
rupanya yang asli) pada waktu yang lain, Q.S. An Najm:13
15. Nabi Muhammad adalah penyampai wahyu Allah yang tidak mungkin
bohong Q.S Al Haqqah: 44-47
وَلَوْ
تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ(44)لَأَخَذْنَا مِنْهُ
بِالْيَمِينِ(45)ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ(46)فَمَا مِنْكُمْ مِنْ
أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ(47)
Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan
atas (nama) Kami, (44) Niscaya
benar-benar kami pegang dia pada tangan kanannya.(45) Kemudian benar-benar Kami potong
urat tali jantungnya.(46) Maka
sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari
pemotongan urat nadi itu.(47)
16. Nabi Muhammad adalah Nabi yang
menerima Alqur’an secara
berangsur-angsur
إِنَّا
نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْءَانَ تَنْزِيلًا(23
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an kepadamu (hai
Muhammad) dengan berangsur-angsur. Q.S. Al Insan :23
17. Nabi Muhammad adalah kepala
Negara yang adil
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا
يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى
أَلَّا
تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ(8
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih
dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. . Q.S. Al Maidah :18
19. Sangat memperhatikan dan
toleransi kepada pemeluk agama lain
Hadits Nabi ” man adza dimiyyan faqad adzani ”
20. Guru yang yang yang
visioner
hadits Nabi ” ’allimu auladakum fainnahum
mahluqun min ghairi
zamanikum”
21. Kepala keluarga yang ideal
Hadts nabi ” khirukum khairukum li ahlihi wa ana
khairukum li ahli”
III Kesimpulan
1.
Nabi adalah Nabi ialah seseorang
yang menerima wahyu syariat dari Allah untuk dilakukan sendiri
2.
Rasul adalah seseorang yang menerima
wahyu syariat dari Allah untuk dilakukan sendiri dan agar disampaikan kepada
ummatnya
3.
Fungsi Rasul yaitu untuk
mengajak umat manusia untuk bertauhid dan beribadah kepada Allah semata serta
menjauhi thaghut.
4.
Nabi Muhammad dalam perspektif
Alqur’an sebagai rasul , penyampai kabar gembira serta pemberi peringatan,
sbagai kepala negara yang adil, demokratis, sebagai guru yang visioner, kepala
keluarga yang sangat memperhatikan keluarganya, sebagai kakek yang sangat
mencintai cucunya.
Referensi
Sabiq,Sayid 1996, Aqidah Islam, Terjemahan Diponegoro Bandung.
Mujieb, M. Abdul1994, Kamus Istilah
Fiqih, Pustaka Firdaus Jakarta
The Holy Qur’an CD
Katsir, ibnu, 2006 Kisah-kisah
Alqur’an, Kalam Mulia Jakarta
HUKUM
KORUPSI DALAM
PERSPEKTIF AL-QUR’AN
I. PENDAHULUAN
Masalah KKN akhir-akhir ini sedang menjadi issu sentral di negeri kita tercinta
ini. Banyak kepala daerah masuk penjara karena masalah korupsi,
begitu juga beberapa mantan mentri dijebloskan ke penjara karena hal yang sama.
Bahkan Indonesia termasuk Negara terkorup di asia Tenggara.
Nabi
Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir yang syari’atnya berlaku sepanjang
zaman. Sedangkan Alqur’an merupakan mukjizat terbesarnya yang dapat kita
saksikan sampai saat sekarang ini. Alqur’an adalah shalihun likulli zamanin wa
makanin. Sebagai konsekuensinya Alqur’an harus mampu menjawab segala
persoalan yang timbul pada masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
Benarkah alqur’an mampu menjawab segala persolan yang muncul di kalangan umat
manusia ? Sedangkan persolan itu berkembang sangat pesat, semakin kompleks
serta beragam ? Jika waktu itu Nabi menghadapi persoalan yang sulit, maka ayat
alqur’an turun sebagai jawaban atas persoalan tersebut. Sekarang
alqur’an sudah sempurna, bagaimana cara menjawab segala persolan yang timbul
pada saat sekarang ini.
Makalah ini akan membahas bagaimana hukum membela orang yang salah ? Bagaimana
hukumnya KKN? ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) Bagaimana pula hukum harta yang
dihasilkan dari korupsi?
Pemakalah menyadari sepenuhnya, meskipun sudah berusaha untuk menyajikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya, tetapi masih saja terdapat kekurangan. Hal
itu disebabkan karena minimnya pengetahuan dan referensi pemakalah. Oleh sebab
itu kritik dan saran selalu diharapkan demi kesemputrnaan makalah ini
selanjutnya.
II. PEMBAHASAN
- Larangan khianat dan membela orang yang salah Annisa 105 dan
Al Anfal 58
إِنَّا
أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا
أَرَاكَ اللَّهُ وَلَا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا(105
Sesungguhnya Kami telah menurunkan
Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia
dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi
penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang
khianat,Q.S An Nisa :105
وَإِمَّا
تَخَافَنَّ مِنْ قَوْمٍ خِيَانَةً فَانْبِذْ إِلَيْهِمْ عَلَى سَوَاءٍ إِنَّ
اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْخَائِنِينَ (58
Dan jika kamu khawatir akan
(terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian
itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berkhianat.Q.S. Al Anfal :58
Khianat atau curang merupakan sifat tercela. Seseorang akan merasa sakit hati
dan kesal jika ia dikhianati. Karena khianat mengakibatkan hubungan sesama
manusia menjadi tidak harmonis. Betapa tidak seseorang sudah menaruh
kepercayaan penuh, tidak tahunya kepercayaan itu dia khianati atau
dicurangi.
Dengan
khianat kredibilitas seseorang akan hancur. Pepatah mengatakan sekali lancung
ke ujian, seumur hidup orang tidak akan percaya. Pantaslah kalau Allah sangat
membenci terhadap orang yang suka berkhianat. Sifat khianat merupakan salah
satu dari tanda orang munafiq sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا
حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ روه
البجارى
Artinya: Tanda-tanda orang munafik
ada tiga, jika berkata dusta, jika berjanji ingkar, dan jika dipercaya
curang (khianat) ( H.R. bukhari )
Bukan hanya itu saja Allah pun
mengancam kepada orang munafik dengan siksaan yang pedih (Q.S An Nisa 138)
yaitu di neraka yang paling bawah (Q.S An Nisa :145)
بَشِّرِ
الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا(138
Kabarkanlah kepada orang-orang
munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, Q.S An Nisa 138
إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ
نَصِيرًا(145
Sesungguhnya orang-orang munafik itu
(ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu
sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. Q.S An Nisa
:145
Sebagaimana
dalam QS. An Nisa : 105 kita dilarang membela orang salah. Orang yang salah
bukan seharusnya dibela, tetapi justru harus diingatkan tentang kesalahannya
sehingga tidak lagi berbuat kesalahan, serta diberikan hukuman sesuai
dengan bobot kesalahannya. Membela orang yang salah berarti bekerja sama dalam
perbuatan dosa.
Allah SWT melarang hal itu
sebagaimana firmannya:
وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Q.S. Al Maidah : 2
Jadi membela orang yang salah
seperti yang sering dilakukan advokat atau pengacara hukumnya
haram. Apalagi jika dengan jalan membela orang yang salah, kemuadian yang salah
dimenangkan oleh hakim dan pengacara tersebut memperoleh imbalan. Uang
imbalan yang diperoleh dari jalan yang haram , maka hukumnya haram juga.
B. Hukum Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme ( KKN )
1. Korupsi ialah perbuatan busuk
seperti penggelapan uang, penerimaan uang
sosok dan lain
sebagainya[4].
Korupsi merupakan perbuatan haram, karena penggelapan uang bias disamakan
dengan mencuri. Sedangkan hukuman pencuri adalah dipotong tangannya jika sudah
memenuhi syaratnya seperti uang yang dicuri mencapai satu nisab
Allah SWT berfirman :
وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ
فَاقْطَعُوا أَيْدِيَهُمَا جَزَاءً بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ
عَزِيزٌ حَكِيمٌ (38
Laki-laki yang mencuri dan perempuan
yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang
mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. Laki-laki
yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Q.S Al Maidah :38
Jika yang dilakukan dalam korupsinya
menerima uang sogok, maka perbuatan itu pun terkutuk sebagaimana Sabda Nabi
Muhammad SAW:
Sedangkan Kolusi ialah kerja sama
rahasia untuk maksud tidak terpuji[5]
Nepotisme ialah tindakan
mementingkan , menguntungkan sanak saudara atau teman-teman sendiri terutama
dalam pemerintahan.[6]
Imam Al asy’ari
berpendapat bahwa diantara para nabi ada yang wanita, yaitu: Hawwa, Sarah,
Ibu Nabi Musa,
Hajar, ‘Aisyah dan Maryam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar